Rabu, 27 Februari 2019

COMLOV (Chapter One)

Vanya Yang Kepo

Selamat datang senja. Entah harus apa aku menyikapi peristiwa hari ini. Bisakah kau bantu jawab, Senja? —dari nona yang sedang andilau.
❣️❣️❣️
Suara yang paling merdu dan paling dinanti oleh para pelajar adalah bel pulang sekolah dan istirahat. Seperti sekarang ini, suasana yang begitu ramai diisi oleh siswa siswi sambil membawa tas dipundak mereka—berjalan kesana-kemari entah dengan tujuan apa. Setelah keluar dari kelas seolah-olah beban dan rasa kantuk mereka seolah menguap dan hilang tergantikan rasa bahagia.
Berbeda dengan gadis yang satu ini. Yang memiliki warna kulit kuning langsat dengan wajah manis miliknya serta perawakan tubuhnya yang ideal, tidak begitu kurus dan tinggi. Rambut hitam panjangnya di kucir kepang satu dan sudah terlihat berantakan. Namanya Mosya Pradiana, cantik bukan namanya? Untuk nama panggilan dia lebih suka dipanggil Mosya atau Syasya.
Dalam kamusnya, tiada hari untuk pulang jam 3 sore. Karena dalam segi organisasi yang ia ikuti hukumnya haram. Sudah 2 bulan ia masuk ke pengurusan MPK sebagai anggota MPK 3 yang bertugas untuk mengawasi proker atau program kerja ekstrakurikuler bidang kesenian. Dan sudah 2 bulan juga ia selalu pulang menjelang Maghrib.
Langkah Mosya menuju ke kelas X Multimedia 3 untuk melakukan suatu pekerjaan rutinnya selama 2 bulan ini juga.
Sesampainya disana bibirnya langsung bertanya sesuatu, "Nya, ada Chaska nggak di dalem?" tanyanya pada Vanya—teman satu ekskul Mosya—yang berdiri di dekat pintu.
"Chaska?" Mosya mengangguk.
Jari Vanya menunjuk seseorang yang sedang duduk di depan komputer dengan wajah serius, "Ada tuh di dalem. Kenapa?"
"Chaska!" panggilnya pada cowok itu dan mengabaikan pertanyaan Vanya.
Tangan Mosya melambai sambil tersenyum manis pada Chaska. Mendengar namanya dipanggil, Chaska pun menoleh dan segera mematikan komputer yang ia gunakan. Setelah itu cowok itu memakai tas punggungnya dan menghampiri Mosya dan Vanya yang berada di dekat pintu.
"Nunggu daritadi?" tanya Chaska pada Mosya. Yang ditanya menggeleng pelan dan menjawab, "Enggak kok. Baru dateng," mendengar jawaban Mosya, Chaska hanya mengangguk pelan.
"Bentar, gue pake sepatu dulu."
Chaska mengambil sepatunya dirak sepatu dan duduk dilantai depan kelas sambil memakai sepatunya. Setiap masuk kelas sepatu wajib dibuka karena kelas Multimedia itu seperti lab komputer, ada karpet dan komputer. Jadi diwajibkan untuk membuka sepatu.
"Mosya!" sapa Billa, teman sekelas Chaska dan Vanya yang akrab dengan Mosya.
"Ehh, Jipon?"
Jika bertemu dengan Billa maka akan ada kalimat ejekan yang keluar diantara mereka berdua.
Wajah Billa berubah masam sedangkan Mosya menahan tawa, "Nggak papa gue Jipon. Setidaknya ada usaha memakai kerudung, daripada lau nggak ada usaha sama sekali."
"Gue belum dapet hidayah, Bil."
"Najis,"
Mosya mendapat toyoran pelan dari Billa. Mosya dan Billa tertawa receh. Seindah itulah pertemanan mereka.
Tawa Billa berhenti, "Mau kemana lo berdua?" seketika bibir Billa melengkungkan senyum devil, "Cieee, udah jadian kan lo berdua??" tanya Billa jahil.
"Kalian beneran jadian?" tanya Vanya yang langsung menyahut.
"Apa sih lo, Jipon? Kagak ada yang jadian. Suka ngibul nih orang."
"Berisik nih Billo," sahut Chaska.
"Udah ah gua mau masuk kelas. Babay monyetku, muuaahh!" ledek gadis berkerudung itu sambil memeraktekan gaya kiss bye. Setelah itu ia masuk ke kelas menyisakan tiga orang ini.
Setelah selesai memakai sepatu Chaska berdiri, "Ayo, Sya! Gue duluan, Nya," ajak Chaska.
"...."
"Nya?"
Yang dipanggil baru tersadar dari lamunannya, "Ehh, i-iya." jawabnya sambil tersenyum kaku.
"Oh iya, tolong bilang sama Zidan nanti malam gue nyusul aja ke rumahnya."
Vanya mengangguk, "Iya nanti gue bilangin. Emangnya kenapa harus nyusul? Kenapa nggak bareng aja? Nggak kemaleman nanti pas ke rumah Zidannya?" tanya Vanya kepo dan beruntun.
"Biasa ada rapat dan habis rapat gue mau pergi sebentar sama Mosya. Sekalian gue mau nginep, besok libur ini."
"Emangnya kalian mau kemana?" lagi-lagi Vanya bertanya.
"Mau ke––" baru saja Mosya ingin menjawab, namun segera dipotong oleh Chaska.
"Udah nggak usah kepo. Pokoknya tolong sampein apa yang gue bilang ke Zidan.  Oke?"
"Terus nanti gue––"
"Dahh!"
Cowok itu segera pergi dengan Mosya menyisakan Vanya yang berdiri di dekat pintu.
".... bareng siapa?" tanyanya entah pada siapa dengan nada pelan setelah Chaska pergi.
Vanya menghela nafas pelan.
Gue udah telat ya, Ka?, tanyanya dalam hati.
❣️❣️❣️
Terima kasih untuk yang sudah membaca. LOVE YOU!!!
Ig : sals.bllah
Twitter : mechin14_
Jakarta, 24 Februari 2019.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ACTIONSCRIPT

     ActionScript adalah bahasa pemrograman yang dibuat berdasarkan ECMA SCRIPT, yang digunakan dalam pengembangan situs web dan perangkat l...